Dampak Calistung pada anak usia dibawah 4 tahun
Pengajaran baca, tulis, hitung (calistung) mungkin sudah dilakukan banyak orangtua sejak sang anak mulai bisa bicara atau saat mereka memasuki usia 3-4 tahun. Padahal tahukah Anda bahwa sebenarnya anak tidak seharusnya diajarkan untuk dapat calistung ketika mereka belum memasuki usia SD? Lalu apa dampak yang mungkin dirasakan sang anak ketika dia ‘dipaksa’ untuk dapat calistung saat teman-temannya masih bermain?
Ada pandangan, makin dini mengajarkan anak belajar membaca, menulis dan menghitung (calistung) akan berdampak baik masa depan anak. Banyak orangtua memasukan anak ke Taman Kanak-Kanak (TK) bahkan PAUD dengan tujuan demikian.
Akan tetapi pendapat demikian sungguh keliru, seperti yang kami kutip pada salah satu situs brilio.net, menurut seorang dosen dan psikolog, Indah Y Suhanti, memaparkan bahwa dampak yang nantinya dialami oleh anak adalah rasa bosan untuk belajar. Ketika seorang anak semestinya masih bermain, kemudian dia diminta untuk belajar, dikhawatirkan anak tersebut berpikiran bahwa belajar itu adalah kegiatan yang membosankan dan tidak menyenangkan layaknya saat mereka bermain. Hal tersebut nantinya dapat menyebabkan motivasi belajarnya menurun.
Menurutnya lagi, banyak penelitian seperti itu. Memang ada beberapa anak mungkin tidak merasakan demikian tapi mayoritas anak akan mengalami kebosanan karena sudah dipaksa untuk belajar, untuk menulis. Tidak selamanya memori yang diberikan pada anak dapat diingat dengan baik, karena kebanyakan kasus anak malah lupa hal tersebut. Berbeda halnya jika anak yang meminta orangtua untuk mengajari mereka calistung. Jika kondisinya adalah anak yang meminta, orangtua sebisa mungkin harus tahu batasannya. Orangtua bisa mengajari anak menulis huruf A sampai Z, tapi tidak untuk merangkai kata menjadi satu kalimat lengkap misalnya ‘Ini Ibu Budi’, karena masih belum waktunya anak usia TK belajar seperti
itu.
Memaksa anak untuk bisa membaca, menulis, dan menghitung di usia di bawah enam atau tujuh tahun belum saatnya dilakukan karena hal tersebut dapat membuat motivasi belajar anak nantinya menurun dan juga membuat anak cepat bosan dalam belajar.
Anak TK belum wajib mengerti tentang calistung, yang penting kemampuan yang diharapkan dimiliki anak usia TK sebenarnya adalah kemampuan berbahasa, perkembangan motorik halus, dan motorik kasar, kemampuan emosional sehingga ia tak mudah tantrum, serta kemampuan sosial seperti berbagi dan bermain dengan teman-teman seusianya.
Anak TK belum wajib mengerti tentang calistung alias membaca, menulis, dan berhitung. Di bangku TK, materi ini biasanya dipelajari dasar-dasarnya saja. Misalnya mulai mengenalkan anak pada simbol huruf dan angka. Kalau pun anak berhitung, biasanya diberi media berupa benda-benda konkret.
Banyak Pakar yang mempelajari tentang otak atau neurosains sangat tidak menyarankan calistung diajarkan di bawah empat tahun. Menurut mereka sebaiknya anak usia dibawah 4 tahun jangan belajar membaca, menulis dan menghitung (calistung). Mengapa demikian?
Dikutif dari tribunnews.com, pakar neurosains, dr Amir Zuhdi mengatakan “Kalau empat tahun ke bawah empat tahun jangan. Kalau diatas boleh 5 atau 6 bolehlah. Otak anak saat usia itu belum sempurna melakukan membaca, perhitungan dan menulis. Bahayanya karena penangkapannya masih kurang, justru membuat emosi orangtua. Ini bahayanya”
Apalagi kalau sampai orangtua mengeluarkan kata-kata yang menimbulkan ketakutan, itu sangat membahayakan perkembangan otak. Sebaiknya usai 1-4 tahun adalah bukan memberikan pelajaran calistung tapi belajar mengelola emosi dan membentuk perilaku.
Sumber : infogtk
0 Komentar Untuk "Dampak Calistung pada anak usia dibawah 4 tahun"
Post a Comment